Jepang Setujui Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe pada 27 September, Picu Protes
Tokyo (AFP) – Jepang akan mengadakan pemakaman kenegaraan untuk mantan perdana menteri Shinzo Abe yang terbunuh pada 27 September, pemerintah mengumumkan pada Jumat (22 Juli), dengan para pemimpin asing diperkirakan akan hadir.
Upacara akan diadakan di Nippon Budokan Tokyo, sebuah tempat besar yang telah menyelenggarakan konser dan acara olahraga, dan digunakan untuk pemakaman kenegaraan terakhir Jepang untuk mantan perdana menteri pada tahun 1967.
Juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno mengatakan rekor Abe sebagai perdana menteri terlama di Jepang, prestasinya yang “benar-benar terpuji”, dan hubungannya dengan para pemimpin asing membuat pemakaman kenegaraan menjadi tepat.
“Kami juga akan menerima pejabat asing, dan negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan kami akan diberitahu rinciannya,” tambahnya.
Abe ditembak mati di jalur kampanye pada 8 Juli di kota barat Nara. Terdakwa pembunuhnya, Tetsuya Yamagami, ditahan dan dilaporkan menargetkan Abe karena dia yakin mantan pemimpin itu terkait dengan Gereja Unifikasi.
Ibu Yamagami dilaporkan telah memberikan sumbangan besar ke gereja, yang disalahkan putranya atas kesulitan keuangan keluarga.
Sebuah pemakaman pribadi kecil untuk Abe diadakan di sebuah kuil di Tokyo tak lama setelah kematiannya, dengan ribuan orang berkumpul di luar untuk meletakkan bunga dan memberikan penghormatan.
Upacara September akan menjadi pemakaman kenegaraan kedua bagi mantan perdana menteri di Jepang pascaperang, setelah Shigeru Yoshida, yang memimpin negara itu setelah Perang Dunia II.
Matsuno mengatakan acara itu akan “non-denominasi, sederhana dan suram”, menambahkan bahwa biaya masih dipelajari.
Pemakaman akan sepenuhnya dibayar oleh dana negara yang kemungkinan akan diambil dari cadangan anggaran, katanya.
Pemakaman kenegaraan terakhir untuk mantan perdana menteri dibayar sepenuhnya oleh dana negara adalah pada tahun 1967, dengan pemakaman berturut-turut dibayar sebagian oleh negara dan sebagian oleh LDP.
Rencana saat ini telah memicu kegelisahan yang berkembang. Sekitar 200 orang berkumpul di dekat kantor PM di Tokyo untuk memprotes keputusan tersebut, menurut kantor berita Kyodo, dan di media sosial keberatan berkisar dari penggunaan dana pembayar pajak, hingga keluhan bahwa pemerintah mungkin berusaha menjadikan modal politik kematian Abe dan memperkuat warisannya.
Pada hari Kamis, 50 orang mengajukan perintah di pengadilan Tokyo yang meminta penghentian penggunaan dana publik untuk acara tersebut, dengan mengatakan seharusnya ada lebih banyak diskusi sebelum membuat keputusan.